Toyota telah menunjukkan ambisi yang besar dalam pengembangan teknologi hidrogen, seperti yang terlihat dari peluncuran model Mirai di Indonesia. Baru-baru ini, Toyota juga meresmikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen di pabrik xEV Center Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Jawa Barat. Namun, kapan kita bisa melihat mobil hidrogen diproduksi secara massal di Indonesia?
Menurut Presiden Direktur PT TMMIN Nandi Julyanto, meskipun Toyota sudah memperkenalkan Toyota Mirai generasi pertama dan kedua di Indonesia, masih diperlukan waktu untuk evaluasi sebelum mobil hidrogen bisa diluncurkan secara resmi. Proses studi ini penting untuk memastikan bahwa mobil hidrogen dapat berjalan dengan baik di Indonesia.
Nandi juga menyebutkan bahwa Toyota sedang mempertimbangkan untuk mengonversi truk menjadi kendaraan bertenaga hidrogen, karena truk merupakan kendaraan yang paling cocok untuk teknologi ini. Namun, proses ini membutuhkan waktu, seperti yang terlihat dari pengalaman negara lain yang butuh lima hingga enam tahun untuk melakukan studi sebelum meluncurkan mobil hidrogen.
Harapannya, pada tahun 2030 infrastruktur untuk mobil hidrogen sudah lengkap di beberapa area di Indonesia. Saat ini, pemerintah sedang fokus untuk memaksimalkan penggunaan sumber energi baru terbarukan yang bebas karbon. Kehadiran stasiun pengisian hidrogen Toyota di Karawang bertujuan untuk mendukung pengembangan industri otomotif dan non-otomotif berbasis hidrogen.
Fasilitas HRS ini merupakan bagian dari strategi multi-pathway Toyota untuk mengurangi emisi karbon. Toyota Indonesia telah menghadirkan berbagai kendaraan berteknologi tinggi emisi rendah, mulai dari kendaraan ICE & LCGC yang ramah lingkungan hingga kendaraan elektrifikasi penuh seperti HEV, PHEV, BEV, dan FCEV.
Stasiun pengisian hidrogen Toyota di Indonesia akan membantu dalam transisi energi menuju masa depan yang lebih hijau, sesuai dengan arahan Indonesia menuju transisi energi pada tahun 2030. Fasilitas ini tidak hanya fokus pada pengembangan energi terbarukan, tetapi juga memperhatikan ketahanan energi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dengan adanya dua tipe sistem tekanan di fasilitas HRS Toyota, yaitu 350 bar untuk forklift dan 700 bar untuk kendaraan Toyota Mirai dan truk FC, Toyota Indonesia siap untuk memimpin dalam pengembangan teknologi hidrogen di Indonesia. Semoga dengan kerjasama antara pemerintah, produsen mobil, dan masyarakat, Indonesia dapat menjadi salah satu negara yang maju dalam penggunaan mobil bertenaga hidrogen.