Kenapa Dokter Suka Bullying Junior Ini Penyebabnya

Kenapa Dokter Suka Bullying Junior? Ini Penyebabnya

Belakangan ini, banyak berita tentang dugaan perundungan atau bullying di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Diponegoro (Undip). Berita ini menjadi heboh karena salah satu mahasiswa yang diduga menjadi korban ditemukan meninggal dunia dengan dugaan bunuh diri. Ini menunjukkan bahwa bullying tidak hanya terjadi di sekolah dasar atau menengah, tetapi juga di perguruan tinggi di mana pelakunya adalah orang dewasa. Yang membuat tambah miris, pelaku bullying di PPDS Undip ternyata adalah para dokter yang seharusnya cerdas dan bijaksana.

Mengapa dokter yang seharusnya cerdas bisa melakukan bullying? Menurut Psikolog Cesilia Ika, bullying seringkali terjadi karena adanya perbedaan kedudukan. Orang yang merasa lebih tinggi biasanya merasa berhak menekan orang yang di bawahnya. Hal ini sering dilakukan oleh orang yang dulunya pernah menjadi korban bullying. Selain itu, emosi yang tidak tersalurkan juga bisa menjadi penyebab bullying. Mereka yang dahulu menjadi korban dan tidak bisa melawan, kemudian merasa pantas untuk memperlakukan orang lain dengan sewenang-wenang.

Cesilia juga menegaskan bahwa kecerdasan intelektual tidak selalu berkaitan dengan kecerdasan emosi. Ada orang yang pintar secara intelektual namun kurang mampu mengelola emosinya dengan baik. Terutama jika ada luka-luka mental atau trauma yang belum teratasi, otak primitif atau otak mamalia bisa mengambil alih kontrol.

Untuk mengatasi masalah bullying di kalangan pendidikan kedokteran, diperlukan solusi sistematis. Sistem pendidikan juga harus turut bertanggung jawab dalam mencegah dan mengatasi tindakan bullying. Jika praktik bullying tersebut sudah menjadi budaya turun temurun, maka sistem pendidikan harus diperbaiki.

Kesimpulannya, bullying tidak pandang usia atau kecerdasan. Siapapun bisa menjadi korban atau pelaku bullying, terlepas dari status sosial atau kecerdasan mereka. Penting bagi kita semua untuk lebih peduli dan menghargai satu sama lain, serta mengajarkan nilai-nilai toleransi dan empati kepada generasi yang akan datang. Semoga kasus bullying di PPDS Undip menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih memperhatikan kesejahteraan mental dan emosional orang-orang di sekitar kita.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *