APJII dan BDDC Menghadirkan Indonesia Internet Exchange Jakarta Kedua untuk Memperkuat Ekosistem Digital

APJII dan BDDC Menghadirkan Indonesia Internet Exchange Jakarta Kedua untuk Memperkuat Ekosistem Digital

APJII dan BDDC telah meluncurkan Indonesia Internet Exchange Jakarta Kedua (IIX-JK2) di fasilitas data center terbaru BDDC, JST1, di Jakarta Timur. Tujuan dari langkah ini adalah untuk memperkuat ekosistem digital Indonesia dengan menyediakan infrastruktur interkoneksi yang lebih efisien, cepat, dan aman. Ketua Umum APJII, Muhammad Arif, mengungkapkan bahwa kebutuhan akan interkoneksi yang handal semakin mendesak seiring dengan pertumbuhan trafik internet yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut Arif, trafik internet telah meningkat lebih dari sepuluh kali lipat dalam tiga tahun terakhir, dari 1,3 Tbps pada tahun 2021 menjadi 14 Tbps di akhir tahun 2024. Kehadiran IIX-JK2 memungkinkan ISP untuk mengelola trafik dengan lebih efisien, mengurangi latensi, serta mendukung transformasi digital dan kedaulatan data nasional.

IIX-JK2 merupakan pelengkap dari layanan Indonesia Internet Exchange (IIX) yang sudah ada di Cyber 1, Jakarta Selatan. Infrastruktur ini bertujuan untuk mendekatkan penyedia layanan internet (ISP) dengan penyedia konten digital dan hyperscalers seperti AWS, Google Cloud, dan Microsoft Azure. Pasar pusat data di Indonesia terus tumbuh pesat, dengan nilai pasar mencapai 3,7 miliar dollar AS pada 2024, serta investasi mencapai 634 juta dollar AS.

Menurut proyeksi Kementerian Komunikasi dan Informatika, Asia Tenggara diperkirakan akan memiliki kapasitas pusat data sebesar 2.733 megawatt pada 2028. Arif menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam industri pusat data, namun hal ini memerlukan regulasi yang mendukung perkembangan ekosistem digital.

Hadirnya IIX-JK2 diharapkan dapat memperkuat kapasitas dan keandalan IIX-APJII sebagai hub utama interkoneksi bagi para penyelenggara jaringan internet nasional. Langkah ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan APJII untuk mendukung kebutuhan anggota mereka dalam menyediakan layanan yang cepat, aman, dan efisien bagi pengguna akhir.

Komisaris Utama BDDC, Setyanto Hantoro, menambahkan bahwa data center JST1, yang menjadi basis IIX-JK2, dirancang dengan standar Tier IV dan memiliki kapasitas scalable hingga 5 megawatt untuk mendukung operasional 24 jam 7 hari. Melalui kolaborasi dengan APJII, mereka memastikan interkonektivitas yang lebih baik untuk memperkuat distribusi data nasional. Dengan dukungan regulasi yang ramah investasi, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat data terkemuka di Asia Tenggara.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *