Industri pariwisata di Taiwan mengalami sedikit perubahan setelah jumlah wisatawan China menurun. Hal ini mendorong Taiwan untuk memfokuskan upaya mereka pada menarik lebih banyak wisatawan dari Asia Tenggara.
Menurut Japan Times, data dari kuartal pertama yang dirilis oleh Administrasi Pariwisata Taiwan menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah pengunjung dari Asia, terutama dari Asia Tenggara, yang berkunjung ke Taiwan setelah pandemi. Jumlah wisatawan dari Thailand meningkat hingga 12 persen dibandingkan dengan tahun 2019. Sementara itu, jumlah turis dari Singapura naik 10 persen dan turis Malaysia telah kembali mencapai angka sebelum Covid-19.
Taiwan berhasil memulihkan pendapatan dari sektor penginapan dan jumlah agen perjalanan ke tingkat sebelum pandemi. Ini merupakan kabar baik bagi sektor pariwisata Taiwan, terutama karena jumlah pengunjung dari China yang menurun.
Wakil Direktur Jenderal Administrasi Pariwisata, Lin Hsin-jen, menyatakan bahwa wisatawan dari Singapura dan Malaysia cenderung mencari hotel-hotel unik dengan harga yang lebih terjangkau. Hal ini berdampak positif pada pendapatan industri perhotelan Taiwan yang diprediksi mencapai TWD 178 miliar pada tahun 2023, meningkat dari TWD 156 miliar pada tahun 2019.
“Kami fokus pada meningkatkan insentif bagi wisatawan dan mengembangkan pasar kelas atas bagi wisatawan, termasuk dari Asia Tenggara dan India, yang merupakan pasar utama kami saat ini,” ujar Lin.
Jika kesuksesan ini dapat dipertahankan, Taiwan dapat mengubah pola pariwisata mereka yang selama ini bergantung pada wisatawan China. Pada kuartal pertama tahun ini, hanya sekitar 99.000 warga China yang mengunjungi Taiwan, jauh berkurang dari 793.000 pengunjung China pada periode yang sama tahun 2019.
Belakangan ini, terjadi konflik antara Taiwan dan China yang mendorong China untuk mengambil tindakan keras terhadap Taiwan, seperti menyita kapal penangkap ikan sebagai tekanan terhadap Presiden baru Lai Ching-te.
Untuk mengembangkan industri pariwisata lebih lanjut, Taiwan berencana untuk menarik sekitar 6 juta pelancong yang transit di bandara-bandara negara tersebut. Lin mengatakan bahwa mereka berusaha untuk mengubah penumpang transit menjadi wisatawan. Taiwan menargetkan 14 juta pengunjung pada tahun-tahun mendatang, naik dari target sebelumnya yaitu 10 juta pada tahun 2024.
Dengan upaya yang terus dilakukan dan dukungan dari negara-negara di Asia Tenggara, Taiwan berharap dapat terus mengembangkan industri pariwisata mereka dan tidak hanya bergantung pada wisatawan China. Semoga langkah-langkah ini dapat membawa dampak positif bagi ekonomi Taiwan dan memperkuat hubungan pariwisata antara Taiwan dan negara-negara di Asia Tenggara.