Tangsi Belanda di tepi Sungai Siak, Kampung Benteng Hulu, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, adalah bangunan bersejarah yang terabaikan selama bertahun-tahun. Sebelum tahun 2018, bangunan itu hanya menjadi tempat angker dengan warna putih yang memudar dan lumut hijau yang bergantungan di beberapa sisi. Bangunan ini dulunya berfungsi sebagai zona perlindungan dan pertahanan bagi tentara Belanda pada zaman kolonial.
Dalam kompleks seluas 2.710 meter persegi, terdapat enam unit bangunan yang membentuk formasi melingkar dengan berbagai fungsi seperti penjara, asrama, kantor, gudang senjata, dan gudang logistik. Bangunan Tangsi Belanda ini diperkirakan dibangun pada abad ke-19 pada masa Kesultanan Siak. Struktur fondasi yang berbentuk setengah lingkaran dengan tiga sendi membuatnya unik dan menarik.
Pada tahun 2018, Kementerian PUPR menyetujui revitalisasi bangunan ini dengan biaya Rp 5,2 miliar. Setelah pemugaran selesai, warga Kampung Benteng Hulu terpesona melihat perubahan drastis bangunan tersebut. Kepala Dinas PU Tarukim Siak Irving Kahar Arifin menyebutnya dengan istilah Tangsi Belanda Reborn, menggambarkan bagaimana bangunan yang dulunya terbiarkan kini hidup kembali.
Bangunan ini kini menjadi daya tarik bagi wisatawan, terutama saat matahari terbenam di Sungai Siak menciptakan pemandangan eksotis. Fenomena Maghrib memberikan kesan tersendiri bagi para pengunjung, seakan mengantarkan mereka merasakan jejak kolonial di tepi sungai. Setiap senja, matahari jatuh tepat di sebelah water front city Tepian Bandar Sungai Jantan (TBSJ) dan Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah (TASL) Siak, menciptakan suasana yang indah.
Tokoh masyarakat Benteng Hulu, Iskandar, mengaku banyak manfaat dari pemugaran bangunan Tangsi Belanda ini. Selain memberikan dampak ekonomi bagi warga sekitar, juga meningkatkan minat akan sejarah dan warisan budaya. Situs cagar budaya ini harus dijaga dan dimanfaatkan untuk menambah destinasi wisata di Siak.
Dengan pemugaran yang dilakukan, generasi muda dapat merasakan keindahan dan kebersejarahan bangunan ini. Tangsi Belanda di Siak menjadi salah satu bangunan kolonial yang paling baik, menarik, dan lestari di Riau.