Mantan Bos Google Ungkap Bahaya Punya Pacar AI

Mantan Bos Google Ungkap Bahaya Punya Pacar AI

Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) memang bisa dilakukan di berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam tren membuat pacar menggunakan AI. Namun, konsep pacar AI ini menuai kontroversi dari mantan CEO Google, Eric Schmidt. Menurutnya, membuat pacar sempurna menggunakan AI bisa membawa dampak negatif, seperti meningkatkan kesepian dan memicu perilaku obsesif.

Schmidt menyampaikan keprihatinannya tentang bahaya AI dan perlunya regulasi dalam acara The Prof G Show dengan Scott Galloway. Ia mengungkapkan tren terbaru di mana remaja bisa menciptakan pasangan romantis yang sempurna menggunakan AI, bahkan sampai jatuh cinta pada AI tersebut.

Menurut Schmidt, hal ini dapat menjadi masalah yang tak terduga dari perkembangan teknologi. Ia memberikan contoh skenario di mana seseorang menciptakan pacar AI yang sempurna secara visual maupun emosional, yang kemudian berisiko membuat orang tersebut terobsesi dan hanya terfokus pada AI tersebut.

Schmidt juga menyoroti bahwa remaja, khususnya lelaki, rentan terhadap bahaya AI karena emosi mereka belum sepenuhnya berkembang. Hal ini diperparah dengan banyaknya jalan hidup tradisional untuk pria yang kini sudah tidak relevan, sehingga mereka lebih tertarik pada dunia online untuk mencari kesenangan dan pendapatan.

Belum lama ini, terjadi kasus tragis di mana seorang remaja bunuh diri karena terobsesi dengan bot buatan perusahaan Character.ai. Remaja tersebut menghabiskan waktu berjam-jam untuk ‘ngobrol’ dengan chatbot yang didasarkan pada karakter Daenerys Targaryen dari Game of Thrones.

Schmidt menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi aktivitas online anak-anak mereka. Meskipun demikian, ia juga menyadari bahwa tidak banyak yang bisa dikendalikan oleh orang tua dalam hal aktivitas online anak-anak.

Dalam menghadapi tantangan ini, Schmidt menyarankan agar orang tua lebih terlibat dalam kehidupan online anak-anak mereka, meskipun menyadari bahwa anak-anak saat ini dihadapkan pada akses ke segala hal baik dan buruk di dunia digital tanpa kesiapan yang cukup.

Dengan demikian, penting bagi kita semua untuk lebih waspada terhadap dampak negatif dari penggunaan AI dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal menciptakan hubungan dengan teknologi yang mungkin dapat memicu perilaku obsesif dan kesepian. Semoga kita dapat belajar dari kasus-kasus yang telah terjadi dan mengambil langkah-langkah preventif yang tepat untuk melindungi generasi muda dari bahaya AI.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *