Pemerintah Malaysia, di bawah pimpinan Perdana Menteri Anwar Ibrahim, mengumumkan rencana pemangkasan subsidi bahan bakar minyak jenis solar. Langkah ini diharapkan dapat menghemat hingga 4 miliar ringgit, setara dengan sekitar Rp 13,6 triliun (kurs Rp 3.400), dan bertujuan untuk meningkatkan posisi fiskal negara.
Mengambil contoh dari situasi tersebut, Anwar telah beberapa kali mengungkapkan rencananya untuk mengubah sistem subsidi yang umum menjadi sistem yang lebih ditujukan, terutama untuk membantu mereka yang memiliki pendapatan rendah. Kemudian, manfaat yang diperoleh dari pengurangan subsidi dapat disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan, seperti petani padi dan pedagang kecil yang memiliki kendaraan diesel, melalui pemberian bantuan tunai.
Rencana ini diumumkan oleh Perdana Menteri Anwar Ibrahim pada Selasa, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters pada Rabu (22/5/2024). Pemangkasan subsidi ini merupakan bagian dari upaya pemerintah Malaysia untuk mengelola keuangan negara dengan lebih efisien di tengah kenaikan harga komoditas yang telah membebani kas pemerintah dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut rencana anggaran tahun 2024, diperkirakan bahwa Malaysia akan mengalokasikan dana sebesar 52,8 miliar ringgit atau sekitar Rp 179,5 triliun untuk subsidi dan bantuan sosial dalam tahun ini. Jumlah tersebut menurun dari estimasi sebesar 64,2 miliar ringgit atau sekitar Rp 218,28 triliun pada tahun 2023. Upaya Malaysia untuk menerapkan reformasi ketenagakerjaan dan mengatasi stagnasi upah di tengah kenaikan harga menyebabkan rencana pengetatan subsidi ini diimplementasikan.
Sebelumnya, Anwar mengumumkan bahwa gaji PNS akan meningkat sebesar 13% mulai bulan Desember. Pada Selasa yang lalu, dia juga berkomitmen untuk menerapkan saran kebijakan upah yang bertahap dan tindakan lainnya demi meningkatkan pendapatan.
Selain bahan bakar minyak, Malaysia juga telah memberikan subsidi untuk berbagai jenis produk lainnya, seperti minyak goreng dan beras. Namun, kenaikan harga komoditas telah menimbulkan tekanan tambahan pada kas pemerintah, sehingga langkah pemangkasan subsidi menjadi penting untuk mengurangi beban fiskal negara.
Langkah ini diperkirakan akan berdampak pada harga bahan bakar di Malaysia dan mungkin juga akan mempengaruhi pasar bahan bakar di wilayah sekitarnya. Pemerintah Malaysia berharap bahwa langkah ini akan membantu dalam meningkatkan posisi fiskal negara dan mengendalikan defisit anggaran.